Joko Yuwono
“Kita telah diciptakan sederajad walaupun berbeda-beda. Apapun jenis kelamin, penampilan, kesehatan atau kemampuan berfungsi, kita telah diciptakan ke dalam suatu masyarakat. Penting untuk diakui bahwa sebuah masyarakat “normal” ditandai oleh keragaman dan keberagaman–bukan keseragaman. Namun pada kenyataannya anak-anak dan orang dewasa yang berbeda dalam kebutuhannya dari kebutuhan kebanyakan orang telah dipisahkan dengan alasan yang beragam untuk waktu yang terlalu lama– semua alasan tersebut tidak adil”. (Skjorten, 2003).
Kenyataannya dalam sebuah masyarakat selalu ditandai adanya perbedaan, keberagaman, termasuk di sekolah/kelas juga selalu ditandai dengan adanya peserta didik yang berbeda-beda. Mereka sangat mungkin berbeda baik gender, fisik, sosial, emosi, ekonomi, budaya, bahasa, kemampuan berpikir dan aspek lainnya. Kita tidak perlu membeda-bedakan atas kondisi yang ada. Masyarakat itu beragam, beranekaragam.
Setiap anak itu berbeda. Setiap anak tumbuh dan berkembang secara berbeda pula. Dalam komunitas sekolah, setiap peserta didik memiliki kemampuan, potensi, minat dan bakat yang berbeda-beda. Setiap peserta didik memiliki cara belajar dan kebutuhan belajar yang berbeda pula. Sebagai contoh peserta didik dalam belajar mungkin membutuhkan dukungan visual, benda konkrit yang dapat dipegang atau dimainkan, proses belajar dengan bermain, atau mungkin dengan ceritera.
Keberagaman peserta didik di kelas selalu ditemukan. Keberagaman peserta didik termasuk peserta didik dengan kondisi seperti peserta didik dengan hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan intelektual, hambatan gerak, peserta didik dengan autis, peserta kesulitan membaca, kesulitan berhitung, kesulitan menulis, memiliki kesulitan untuk beradaptasi sosial, memiliki kebutuhan waktu yang berbeda untuk memahami sesuatu materi belajar dan lain sebagainya. Mereka seringkali disebut dengan peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan kondisi tersebut, mereka memiliki kebutuhan belajar yang berbeda baik dari sisi isi, proses, metode, media, alat dan evaluasi. Berikut adalah gambar beberapa contoh kebutuhan belajar bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang dapat dilihat dalam link berikut.
Mengenal kebutuhan peserta didik – Google Drive
Bagaimanakah keberagaman dan kebutuhan peserta didik di sekolahmu?
Selamat membaca.